II.1 DEFINISI GLAUKOMA
Glaucoma
adalah suatu keadaan di mana tekanan mata seseorang demikian tinggi atau tidak
normal sehingga mengakibatkan kerusakan saraf optic dan mengakibatkan gangguan
pada sebagian atau seluruh lapang pandang atau buta. Glaucoma akan terjadi bila
cairan di dalam bola mata pengalirannya terganggu. Meningkatnya tekanan di
dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan
pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak
jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata. 1,2
jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata. 1,2
Glaukoma
adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan
66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan
karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada
kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.2
Di Indonesia glaucoma merupakan
penyebab kebutaan yang ketiga yaitu 0,16% dari penduduk Indonesia. Biasanya
dari mereka yang menderita glaucoma pada awalnya tidak banyak mengetahui bahwa
mereka menderita glaucoma. Beberapa dari mereka akan mengalami kebutaan pada
usia 40,50,60 tahun. Setelah mereka buta akibat glaucoma, penglihatan dan
funfsi penglihatannya tidak dapat diperbaiki lagi.1
Berdasarkan Survei Kesehatan Indera
Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia didapatkan bahwa glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomer 2 sesudah
katarak (prevalensi 0,16%). Katarak 1,02%, Glaukoma 0,16%, Refraksi 0,11% dan Retina 0,09%. 3
II.3 ETIOLOGI GLAUKOMA
Bilik
anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus.4
Fisiologi
aquos humour
Humor
akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk organ di dalam
mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping itu juga
berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ
tersebut. Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan
menimbulkan tekanan dalam bola mata/tekanan intra okuler. Tekanan intraokuler
inilah yang berperan dalam terjadinya glaukoma sehingga menimbulkan kerusakan
pada saraf optik. Humor akuos diproduksi oleh badan silier, masuk ke dalam
bilik mata belakang kemudian mengalir ke bilik mata depan melalui pupil.
Setelah sampai ke bilik mata depan humor akuos akan meninggalkan bola mata
melalui suatu bangunan yang disebut trabekulum yang terletak di sudut
iridokornea. Keseimbangan antara produksi dan pengeluaran/ pembuangan humor
akuos inilah yang menentukan jumlah humor akuos di dalam bola mata. 3
[diakses
tanggal 17 April 2010]
Jika
aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi
keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.4
Peningkatan
tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina
di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang
sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka
akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena
adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika
tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan. 4
II.4 DIAGNOSIS
Pada
penderita dengan dugaan glaukoma dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut: 3
1. Biomikroskopi,
untuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma primer atau sekunder.
2. Gonioskopi,
menggunakan lensa gonioskop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat sudut
pembuangan humor akuos sehingga dapat ditentukan jenis glaukomanya sudut
terbuka atau tertutup.
3. Oftalmoskopi,
yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf optik berdasarkan
penilaian bentuk saraf optik menggunakan alat oftalmoskop direk.
[diakses
tanggal 17 April 2010]
4. OCT
(Optical Coherent Tomography). Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan
serabut saraf sekitar papil saraf optik sehingga jika terdapat kerusakan dapat
segera dideteksi sebelum terjadi kerusakan lapang pandangan, sehingga glaukoma
dapat ditemukan dalam stadium dini
5. Perimetri,
alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang disebabkan
oleh kerusakan saraf optik.
[diaksses tanggal 17 April 2010]
6. Tonometri,
pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur besarnya tekanan bola mata/tekanan
intraokuler/TIO.
II.5 PENANGANAN
GLAUKOMA
Tekanan
intraokuler (TIO) merupakan faktor penting pada glaukoma meskipun TIO bukan
merupakan penentu pada diagnosis glaukoma. Sebagian besar dari jenis glaukoma
mempunyai tekanan intraokuler yang tinggi dan menyebabkan timbulnya gejala rasa
sakit di mata bahkan menimbulkan penurunan tajam penglihatan dan kelainan
lapang pandang. Pada semua jenis glaukoma akan terjadi kerusakan saraf optik
baik pada glaukoma dengan tekanan tinggi maupun dengan tekanan rendah, sampai
saat ini hanya penurunan TIO yang telah dibuktikan dapat mencegah kerusakan
saraf optik lebih lanjut. Jadi tujuan penanganan glaukoma adalah mempertahankan
penglihatan dengan jalan mencegah kerusakan saraf optik lebih berat dengan cara
menurunkan TIO sampai ke level “TIO aman”. 3
Penanganan
glaukoma dilakukan berdasarkan kepada prinsip-prinsip di bawah ini:3
1. Makin
tinggi TIO, makin besar risiko kerusakan saraf optik.
2. Terdapat
beberapa faktor lain selain TIO yang mempengaruhi kerusakan saraf optk, tetapi
faktor tsb belum diketahui dengan jelas.
3. Pada
pasien glaukoma, penurunan tekanan akan menurunkan risiko kerusakan lebih
lanjut tetapi belum dapat diketahui pada tekanan berapa kerusakan tersebut
berhenti, jadi perlu follow-up terus menerus.
4. Setiap
pengobatan atau tindakan untuk menurunkan TIO pasti mempunyai efek samping dan
membutuhkan biaya.
5. Keberhasilan
penanganan glaukoma adalah penurunan TIO secukupnya sehingga selama hidup pasien
masih mempunyai penglihatan yang bagus, dengan efek samping sekecil mungkin dan
biaya seringan mungkin.
Penurunan
TIO dapat dilakukan dengan beberapa cara: 3
·
Menurunkan produksi humor akuos (
timolol maleat, inhibitor karbonik anhidrase )
·
Menambah pembuangan humor akuos (
pilokarpin, analog prostaglandin, trabekuloplasti dg laser )
·
Merusak badan silier ( siklokrioterapi,
siklofotokoagulasi )
·
Operasi filtrasi (trabekulektomi,
pemasangan implant seton, ahmed, molteno)
II.6 KLASIFIKASI
GLAUKOMA
Glaucoma dibagi atas glaucoma
primer, sekunder dan congenital.3
II.6.1 Glaukoma Primer
Pada
Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk:
Glaukoma sudut terbuka :
Pada
glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi
cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap tekanan
akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf
optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.5
Hilangnya
fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada
akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan. 5
Glaukoma
sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada
anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada
penderita diabetes atau miopia. Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan
biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.5
Gejala:
Awal
: 3
·
mungkin tanpa gejala
·
rasa capai pada mata
·
rasa pegal pada mata
·
fluktuasi tajam penglihatan
·
kadang-kadang melihat seperti pelangi
sekitar lampu
Lanjut
: 3
·
penyempitan lapang pandang - buta
Pemeriksaan
: 3
·
visus mungkin masih baik, kecuali pada
stadium lanjut
·
mata tenang
·
bilik mata depan dalam
·
oftalmoskopik: tampak penggaungan yang
melebar (CD ratio > 0,5)
·
gonioskopik: sudut terbuka dan normal
·
tonometrik: tekanan > 21 mmHg
·
pemeriksaan lapang pandang: kelainan
lapang pandang ( skotoma Bjerrum, skotoma Seidel, skotoma arcuata atau nasal
step)
·
OCT: terdapat penipisan serabut saraf .
Untuk
pengobatan glaukoma sudut terbuka, obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan
glaukoma sudut terbuka. Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker
(misalnya timolol, betaksolol, karteolol, levobunolol atau metipranolol), yang
kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.5
Juga
diberikan pilokarpin untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan
dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinefrin,
dipivefrin dan karbakol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi
pembentukan cairan). 5
Jika
glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak
dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk membuat
lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris
(iridotomi). 5
Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma
sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh
iris. 5
Setiap
hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar
pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu), bisa
menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa
menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus, sehingga
terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak. 5
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian
tetes mata yang melebarkan pupil, atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.
Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami
akan melebar di bawah cahaya yang redup. 5
Akut
: 3
·
rasa sakit berat (cekot-cekot) di mata,
dapat sampai sakit kepala dan muntah-muntah.
·
mata merah, berair
·
penglihatan kabur
Kronik
: 3
·
gejala hampir sama dengan yang akut
tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi
serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan
dengan yang akut.
Pemeriksaan:
Akut
: 3
·
visus turun
·
konjungtiva hiperemi
·
kornea keruh/udem
·
bilik mata depan dangkal
·
pupil lebar/lonjong
·
oftalmoskopik: papil mungkin masih
normal
·
tonometrik : tekanan intraokuler tinggi,
bisa sampai 60 mmHg
·
gonioskopik: sudut tertutup
·
lapang pandang: terdapat kelainan yang
tidak khas, atau mungkin masih normal.
Kronik:
3
·
seperti tanda akut tetapi biasanya lebih
ringan
·
dijumpai tanda-tanda bahwa proses telah
berlangsung berulang dan lama yaitu: degenerasi koenea, atrofi iris,
neovaskularisasi iris,glaukoma flecken dan sinekia anterior perifer.
Pengobatan
glaukoma sudut tertutup : 5
-
Minum larutan gliserin dan air bisa
mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan
inhibitor karbonik anhidrase (misalnya asetazolamid).
-
Tetes mata pilokarpin menyebabkan pupil
mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk
mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta bloker.
Setelah
suatu serangan, pemberian pilokarpin dan beta bloker serta inhibitor karbonik
anhidrase biasanya terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi
tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah). 5
Terapi
laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya
dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak
dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang
pada iris. 5
Jika
kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun
serangan hanya terjadi pada salah satu mata. 5
Dikutip
dari: http://www.medrounds.org/glaucoma-guide/2006/04/section-3-b-aqueous-fluid-production.html
[diakses
tanggal 17 April 2010]
II.6.2 Glaukoma
Sekunder
Pada
glaukoma jenis ini terjadi akibat penyakit/kelainan mata yang lain misalnya: 3
1. Inflamasi
mata/ uveitis
2. Trauma
yang merusak sudut iridokornea atau menyebabkan iris menutup sudut atau
menyebabkan blok pupil atau blok silier.
3. Kelainan
lensa. Misal lensa maju akibat katarak insipien.
4. Obat-obatan,
misal pemakaian steroid yang lama.
5. Neovaskularisasi
sudut, misal pada penderita Diabetes Melitus.
6. Sindroma
pigmentari, disini terdapat sumbatan trabekulum oleh pigmen iris.
7. Sindroma
eksfoliatif, terdapat sumbatan pada trabekulum oleh bahan yang lepas pada
sindroma ini.
8. Kenaikan
tahanan vena episklera, misal adanya fistula karotiko-kavernosa.
9. Operasi
mata, misal operasi katarak.
Gejala
: 3
Tergantung
kecepatan kenaikan TIO, jika kenaikan TIO terjadi perlahan-lahan maka tidak
menimbulkan gejala yang nyata. Jika TIO naik dengan cepat dan tinggi maka dapat
terjadi gejala sbb :
·
penglihatan kabur
·
mata merah
·
rasa sakit di mata dan sakit kepala.
Pemeriksaan
: 3
·
visus turun
·
konjungtiva hiperemi
·
kornea keruh
·
pupil kecil atau lebar, tergantung
penyebab. Jika karena uveitis maka pupil kecil dan terdapat sinekia posterior.
·
dijumpai kelainan mata yang lain sesuai
dengan penyebab.
·
oftalmoskopi: papil dapat normal atau
penggaungan bertambah.
·
gonioskopik : terbuka atau tertutup
tergantung penyebab. - tonometrik: tekanan intraokuler > 21 mmHg.
·
lapang pandang: masih normal atau ada
kelainan tergantung beratnya penyakit.
Pengobatan
glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. jika penyebabnya adala
peradangan, diberikan kortikosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. kadang
dilakukan pembedahan. Segera turunkan tekanan intraokuler dengan pemberian: 3
·
Zat hiperosmotik, Gliserol per os atau
Mannitol infus.
·
Timolol/ Betaxolol 0,25 - 0,50 % tetes
mata, 2 kali sehari
·
Acetazolamide 250 per os, 3 - 4 kali
sehari.
·
Terapi penyakit dasar/penyebab dan
hentikan pemakaian steroid jika penyebabnya adalah steroid.
II.6.3 Glaukoma
kongenitalis
Glaukoma
kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan
pada saluran humor aqueus. Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan. 5
Glaukoma
Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran,
biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan
peka terhadap cahaya. 2
Gejala:
3
·
fotofobia/takut sinar
·
mata berair
Pemeriksaan:3
·
kornea keruh, membesar
·
mata menonjol
·
tekanan intraokuler naik.
Terapi:
3
·
goniotomi atau
·
trabekulotomi atau
·
trabekulektomi atau
·
pemasangan implant filtrasi
Tidak
ada operasi yang memuaskan untuk glaukoma kongenital, sering memerlukan operasi
ulangan.
reff:
1. Ilyas
S. Glaukoma. Ed 3. Jakarta: Sagung Seto; 2007. hal. 2-3.
2. Klinik
mata nusantara: glaucoma. [Online]. 2009 [dikutip 14 April 2010]; Tersedia
dari: URL: http://www.klinikmatanusantara.com/index.php?option=com_content&task=view&id=124&Itemid=9
3. Ekantini,R.
Diagnosis dan Penanganan Glaukoma. [Online]. 2008. [dikutip 14 April 2010]; Tersedia
dari: URL:http://www.rsmyap.com/content/view/70/
4. Nurcahyo.
Glaukoma. [Online]. 2009 [dikutip 14 April 2010]; tersedia dari: URL:http://www.indonesiaindonesia.com/f/13172-glaukoma/
5. Deteksi
dan Pencegahan Glaukoma. [Online]. 2008 [dikutip tanggal 14 April 2010]; Tersedia
dari: URL:http://www.indosiar.com/ragam/75005/deteksi-dan-pencegahan-glaukoma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar