Pada akhir abad 20, penyakit jantung dan
pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di negara maju dan negara
berkembang. Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25%
yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately
treated cases).
Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi
diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi
terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi
hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
risikonya.
Pertanyaan yang menarik adalah
"mengapa hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang besar bahkan
sampai saat ini?" Salah satu alternatif jawaban adalah karena hipertensi
tidak memberikan gejala yang khas atau tidak bergejala. Kondisi inilah yang
disebut sebagai "the silent killer". Data
badan kesehatan dunia/ WHO memperlihatkan bahwa hipertensi bertanggung jawab
atas 62% kejadian stroke, dan 49% kejadian penyakit jantung iskemik. Tidak
terkendalinya tekanan darah secara baik pada seorang penderita hipertensi juga
merupakan masalah yang sangat besar.
Dalam praktek seringkali dijumpai
seseorang yang tahu bahwa dirinya menderita hipertensi, namun tidak kontrol dan
tidak berobat. Bila ditanya alasannya pun sama "selama ini merasa
baik-baik saja kok, tidak ada keluhan". Tekanan darah yang tinggi tidak
akan memberikan keluhan yang spesifik, namun merusak organ target. Jantung
bekerja lebih keras, pembuluh darah menjadi keras dan menyempit. Bila bergabung
dengan berbagai faktor lain (diabetes, hiperlipidemia, merokok) akan memacu
timbulnya plak. Plak akan menyempitkan pembuluh darah. Pada suatu titik kritis
pembuluh darah akan tersumbat oeh karena lepas (ruptur) dari plak. Bila
pembuluh darah di otak yang tersumbat terjadilah stroke.
Pada
pasien dengan hipertensi, ketidakpatuhan terhadap terapi obat adalah antara 15
sampai 54% dan telah diakui sebagai penyebab morbiditas penyakit jantung.
Sampai dengan 92% pasien mengalami gejala yang tidak menyenangkan dengan
kondisi mereka dan, lebih khusus pada pasien, gejala dapat meningkatkan
kepatuhan. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan penyakit jantung
koroner yang paling konsisten dan penting. Hipertensi meningkatkan risiko
stroke 2-4 kali lipat, tidak tergantung pada faktor risiko lainnya.
Fakta yang ada sampai saat ini hipertensi disebabkan oleh banyak
faktor seperti faktor genetika dan faktor lingkungan. Faktor-faktor risiko
hipertensi antara lain :
1.
Faktor genetik :
- Usia hipertensi umumnya berkembang antara 35 – 55 tahun
- Etnis, Amerika keturunan Afrika menempati risiko tertinggi terkena hipertensi
- Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi adalah diturunkan secara genetis.
2.
Faktor lingkungan :
- Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia.
- Obesitas, tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan berat badan.
- Merokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit jantung.
- Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah.
Bagi kalian yang memiliki saudara yang menderita hipertensi, atau kalian sendiri yg mengalaminya, modifikasi lah gaya hidup dan patuh minum obatnya....