Mei 20, 2011

DISFUNGSI TUBA EUSTACHIUS


Disfungsi Tuba eustachius merupakan suatu keadaan terbloknya tuba eustachius atau tidak bisa terbukanya tuba secara baik. Udara tidak dapat masuk ke dalam telinga tengah. Padahal, tekanan udara di luar membran tympani lebih besar dibandingkan tekanan udara di telinga tengah. Keadaan ini mendorong membran tympani masuk ke dalam. Membran tympani menjadi tegang dan tidak bergetar dengan baik ketika dilalui oleh gelombang suara.

Gejala utama yaitu pendengaran tidak tajam. Kita juga dapat merasakan nyeri pada telinga karena membran tympani menjadi tegang. Gejala lain yang bisa muncul termasuk : merasakan penuh di dalam telinga; tinnitus (telinga berbunyi atau berdengung); pusing. Salah satu atau kedua telinga bisa terkena.

Gejala dapat muncul dari beberapa jam hingga beberapa minggu atau lebih. Hal itu tergantung dari penyebab. Pada banyak kasus pilek batuk, gejala akan hilang dalam kurang lebih seminggu. Saat gejala sudah ringan, penderita akan mendapat sensasi suara dalam telinga. Selain itu, pendengaran berkurang akan hilang dan timbul pada beberapa waktu sebelum kembali pulih

Etiologi Disfungsi Tuba Eustachius

DTE terjadi jika tuba eustachi ter-blok atau jika dinding tuba membengkak atau jika tuba tidak dapat terbuka yang seharusnya untuk mengalirkan udara ke teinga tengah.

ISPA

Hal ini merupakan penyebab tersering dari DTE. Hidung yang tersumbat, atau mukus yang timbul saat flu atau infeksi lain yang dapat mem-blok tuba eustachius. Satu infeksi dapat menyebabkan tuba eustachius menjadi radang dan bengkak. Pada umumnya orang akan mengalami satu atau lebih tahap saat mereka terkena flu dan ada saatnya mereka tidak dapat mendengar dengan baik karena adanya disfungsi tuba eustachius. Gejala – gejala pada DTE dapat muncul sampai lebih dari seminggu atau (kadang-kadang lebih lama) setelah gejala lain jika infeksi sudah tidak ada. Hal ini karena terperangkapnya mukus dan pembengkakan dapat menghambat pembersihan walaupun infeksi sudah lama hilang.

Allergies

Alergi yang mengakibatkan efek pada hidung seperti perinial rhinitis dapat menyebabkan mukus berlebih dan peradangan di sekitar tuba eustachius yang berujung pada disfungsi tuba eustachius.

Blockages

Segala sesuatu yang mengakibatkan tertutupnya tuba eustachius dapat mengakibatkan DTE. Sebagai contoh, pembesaran adenoid. DTE jarang dapat menjadi suatu gejala dari tumor yang kadangkala terjadi pada bagian belakang hidung.

Penerbangan vs Tuba Eustachius

Beberapa orang merasakan rasa sakit di telinga ketika mendarat saat melakukan penerbangan. Hal itu karena tidak seimbangnya tekanan yang terjadi di sisi lain dari membran tympani saat pesawat turun. Saat pesawat turun, tekanan udara menjadi tinggi di sekitar. Hal ini mendorong membran tympani masuk ke dalam yang dapat mengakibatkan rasa sakit. Pada banyak orang, menelan dan mengunyah menyebabkan udara naik ke tuba eustachius untuk menyamakan tekanan.

Beberapa penerbangan menawarkan hidangan ketika pesawat akan mendarat dengan tujuan agar kita melakukan tindakan menelan dan mengunyah. Knapa dibagikan permen saat mau mengudara dan mendarat (dulu mengudara dan mendarat, tapi sekarang dibagikan saat mau mengudara doang) karena kalau kita ngemut permen itu kita menelan. Selama proses menelan itu otot-oto di sekitar tenggorokan ikut membantu membuka rongga/saluran dari dalam ke luar (antara telinga dan mulut?) sehingga tekanan udara dalam telinga bisa diseimbangkan dengan tekanan udara luar. Tapi kalau sedang flu, rongga tersebut tersumbat oleh slime ataupun pembengkakan / radang. Jadi sulit terjadi proses penyeimbangan tekanan.

Saat mengudara rongga di dalam telinga masih bertekanan normal / di darat, sedangkan karena pesawat bertambah tinggi maka maka tekanan udara kabin berkurang. Artinya di dalam rongga kepala kita tekanan udaranya lebih besar daripada diluar. Demikian sebaliknya saat mendarat. Dengan melakukan menelan air liur / permen biasanya bisa terbuka saluran tadi. Tapi kalau tersumbat jadinya sakit.

Bagaimanapun juga, jika kita memiliki tuba eustachius yang sempit, pilek atau hal lain yang menyebabkan ter-bloknya tuba eustachi, kemudian tekanan tidak seimbang saat pesawat landing. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit pada telinga.

Diagnosa

Anamnesa

Endoskopi à M.timpani hiperemi

Autoskop dengan valsava

Tympanometri


Pengobatan

Kadangkala, tidak ada pengobatan khusus yang dilakukan

Pada banyak kasus, DTE yang terjadi termasuk ringan dan tidak berlangsung lama sekitar beberapa hari sampai satu minggu. Sebagai contoh, DTE karena pilek batuk. Tidak ada pengobatan khusus yang dibutuhkan dan gejala dengan segera akan hilang.

Mencoba untuk mengalirkan udara ke Tuba Eustachius

Udara mengalir dan keluar dari tuba eustachi saat menelan, menguap atau mengunyah. Selain itu, dapat dilakukan hal berikut. Tarik napas dalam-dalam. Lalu, coba untuk membuang napas dengan mulut tertutup dan menjepit hidung (valsava manuver). Dengan cara ini, tidak ada udara yang keluar tapi kita dapat mendorong udara masuk ke dalam tuba eustachi. Jika melakukan hal ini, kita akan merasakan udara terdorong masuk ke dalam telinga tengah. Hal ini baik untuk dicoba jika telinga terasa sakit ketika pesawat mendarat/landing.

Dekongestan Nasal Spray/tetes

Hal ini disarankan oleh dokter jika mengalami batuk pilek atau hal lain yang menyebabkan hidung tersumbat. Kita dapat mendapatkannya di bagian farmasi. Bagaimanapun juga, kita tidak boleh menggunakan nasal dekongestan sparay atau tetes lebih dari 5-7 hari. Jika menggunakan lebih lama, akan memperburuk kongesti di nasal.

Antihistamine

Hal ini akan disarankan oleh dokter jika mempunyai alergi. Pada situasi ini, antihistamin akan membantu untuk memperingan kongesti nasal dan peradangan.

Steroid nasal spray

Spray nasal steroid dapat disarankan oleh dokter jika diduga ada alergi atau penyebab lain peradangan persisten di hidung. Obat ini bekerja mengurangi peradangan di hidung. Hal ini memerlukan beberapa hari bagi spray steroid untuk memberikan efek yang penuh. Oleh karena itu, penderita tidak akan mengalami gejala penyembuhan dengan cepat saat awal mula pemakaian. Bagaimanapun, jika segala peradangan dikurangi di belakang hidung, tuba eustachi akan berfungsi lebih baik.

Dirujuk ke Spesialis

Jika gejala berlangsung terus-menerus atau penyebab dari disfungsi tuba eustachi belum hilang, penderita akan dirujuk ke spesialist. Pengobatan tergantung pada penyebab-penyebab yang ditemukan.

Pencegahan

Pd pasien ISPA / alergi sebaiknya tdk bepergian ke daerah dgn ketinggian yg berbeda.

Untuk menyamakan tekanan di telinga tengah :

# menguap

# mengunyah permen karet

# Valsava

# menelan.

DISFUNGSI EREKSI

Ereksi adalah mekanisme yang terjadi karena darah terperangkap di dalam penis. Aliran darah yang bertambah tidak dibarengi dengan berkurangnya darah yang keluar dari tempat itu. Maka setiap faktor yang menyebabkan gangguan aliran darah ke penis akan berpotensi menyebabkan gangguan ereksi. Biasanya, itu terjadi dalam bentuk penyempitan pembuluh darah, atau gangguan persarafan yang menyebabkan mengecilnya pembuluh darah kapiler.

Gangguan disfungsi ereksi (DE) merupakan salah satu jenis gangguan seksual pria, yaitu ketidakmampuan mempertahankan ereksi untuk melakukan aktivitas seksual dengan baik. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan impotensi.

Namun, pria dengan disfungsi ereksi (DE) masih tetap dapat merasakan dorongan seksual seperti halnya pada pria normal. Hanya saja, organ kelamin pria yang disebut penis itu tidak bisa "menegang".

Pada umumnya, kemampuan ereksi berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Yang dimaksud “kemampuan”, meliputi: lamanya waktu yang diperlukan untuk bisa ereksi, lebih banyaknya stimulasi (rangsangan) langsung untuk ereksi, kurang mantapnya (kurang keras) ereksi, kurang bisa mencapai puncak orgasme, sedikitnya jumlah ejakulasi, lebih lamanya waktu tenggat antar ereksi (waktu yang diperlukan dari ereksi pertama ke ereksi berikutnya lebih lama).

Berdasarkan sebuah jurnal terbitan Asosiasi Urolog Internasional, saat ini penderita disfungsi Ereksi (DE) mencapai 152 juta. Dari jumlah itu, 87 juta berdiam di kawasan Asia. Diperkirakan, tahun 2025 jumlah pasien di Asia naik menjadi sekitar 200 juta.

ETIOLOGI

Secara garis besar, etiologi disfungsi ereksi terbagi dalam dua faktor, psikis dan organis. Psikis biasanya terkait dengan faktor kejenuhan, kejengkelan, kekecewaan, hilangnya daya tarik terhadap pasangan, trauma seksual, dan rasa takut gagal.

Sementara penyebab organis umumnya dilatarbelakangi diabetes, hipertensi, hiperkolesterol, penyempitan pembuluh darah, dan pascaoperasi prostat. Faktor usia juga bisa memengaruhi.

Dari beberapa faktor penyebab di atas, berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Erectile Dysfunction Advisory Council and Training (EDACT) Indonesia terungkap, pasien DE dengan tekanan darah tinggi menempati urutan pertama terbanyak (25 persen), diikuti pembesaran prostat (15 persen), diabetes (13 persen), penyakit sistem pembuluh darah (9 persen), dan terakhir masalah kejiwaan/psikis (9 persen).

Hasil temuan mengungkapkan, DE yang menjangkiti para muda usia umumnya terkait faktor psikis, seperti gila kerja yang menyebabkan stres dan kegelisahan berlebihan. Gangguan psikis seperti kegelisahan, depresi, stres, maupun hubungan yang tidak harmonis melalui proses tertentu juga mengakibatkan gangguan ereksi. Pada kenyataannya, penderita DE akibat gangguan pembuluh darah, misalnya, akan mengalami stres atau gelisah. Kegelisahan itu dapat memperberat kondisi DE, sehingga faktor psikis hampir selalu ada pada setiap penderita DE.

Sementara DE pada mereka yang berusia lebih dari lima puluh tahun cenderung disebabkan faktor penyakit degeneratif.


Akan tetapi, seiring kecanggihan teknologi, pasien DE yang sebelumnya lebih banyak divonis karena faktor psikis jumlahnya kian menurun. Pasalnya, kemajuan iptek dalam pendeteksian penyakit mampu menjangkau faktor penyebab organisnya (80-90 persen pasien DE).

Faktor gaya hidup juga turut menentukan seseorang berada pada posisi berisiko atau tidak. Beberapa di antaranya yang berisiko adalah kebiasaan mengonsumsi obat-obat psikotropik, napza, antistres, dan hormon.

Beberapa jenis obat-obatan, misalnya obat hipertensi atau penurun kadar kolesterol, juga bisa menjadi penyebab DE. Kadang-kadang DE dapat diatasi hanya dengan mengganti obat tersebut.Kebiasaan mengonsumsi obat-obat DE sebagai obat kuat juga dapat membuat DE betulan.

Dalam keadaan normal, ereksi biasanya terjadi saat tidur malam atau bangun pagi. Pada disfungsi ereksi, tanda-tandanya adalah sebagai berikut:

  • Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi secara berulang ( paling tidak selama 3 bulan )
  • Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten
  • Mampu ereksi hanya sesaat ( dalam referensi tidak disebutkan lamanya )

Proses Ereksi dan Perjalanan Penyakit

Ereksi terjadi melalui 2 mekanisme. Pertama, adalah refleks ereksi oleh sentuhan pada penis (ujung, batang dan sekitarnya). Kedua, ereksi psikogenik karena rangsangan erotis.

Keduanya menstimulir sekresi nitric oxide yang memicu relaksasi otot polos batang penis (corpora cavernosa), sehingga aliran darah ke area tersebut meningkat dan terjadilah ereksi. Disamping itu, produksi testosteron (dari testis) yang memadai dan fungsi hipofise (pituitary gland) yang bagus, diperlukan untuk proses ereksi. Karenanya dapat dimengerti bahwa disfungsi ereksi berhubungan erat dengan faktor: hormonal, sistem saraf, aliran darah dan psikologis. Gangguan pada salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi.

Diagnosis

Tidak ada (belum) cara khusus untuk menegakkan diagnosa disfungsi ereksi. Pemeriksaan darah lebih diarahkan untuk mengetahui penyakit lain yang diduga berhubungan dengan disfungsi ereksi, misalnya: diabetes, hypogonadism (kelainan pada

kelenjar gonad), dan lain-lain.

Kondisi lain yang berhubungan dengan disfungsi ereksi, antara lain: kondisi kesehatan yang buruk, kurang gizi, obesitas (terlalu gemuk), penyakit kardiovasukler.

· Wawancara mendalam dan pengakuan jujur penderita sangat membantu menegakkan diagnosa disfungsi ereksi sekaligus menentukan langkah-langkah penatalaksanaannya.

· Pemeriksaan fisik, terutama organ reproduksi pria dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan organik.

· Pemeriksaan penunjang

Rigiscan,

alat pendeteksi kemampuan ereksi. Alat buatan Amerika ini pada suatu saat merupakan peralatan baku yang harus dipunyai oleh semua Klinik Impotensi di AS. Kegunaan alat ini adalah untuk membedakan antara disfungsi ereksi yang organik (gangguan ereksi karena adanya kerusakan organ) dengan yang psikogenik (karena faktor kejiwaan). Cara yang digunakan di Klinik Impotensi RSCM adalah melalui Visual Sexual Stimulation (VSS), Perangsangan Seksual secara Visual, di mana perangsangan seksual untuk membangkikan ereksi diberikan secara visual. VSS menggunakan alat bantu video untuk mencapai tujuannya.

Penderita disfungsi ereksi (DE) organik tidak akan berespon terhadap perangsangan seksual secara visual. Walaupun sudah tidak terlalu banyak dipakai alat ini tetap banyak kegunaannya dalam penelitian metode terapi baru untuk pengobatan disfungsi ereksi

Doppler Scan

Alat pengukur aliran darah pada 2 arteri kavernosa yang berada di dalam penis. Alat ini digunakan spesifik pada arteri kavernosa dengan tujuan untuk mengetahui adekuasi (kecukupan) aliran darah dalam ke 2 arteri tersebut pada saat proses ereksi berlangsung. Sebagai petunjuk, alat ini digunakan bila dari pemeriksaan sebelumnya seorang penderita diklasifikasi sebagai disfungsi ereksi yang organik. Alat ini akan membantu apakah pasien tersebut kelainannya vaskulogenik (karena gangguan pembuluh darah) ataupun neurogenik (karena gangguan persarafan). Alat inipun dikendalikan oleh komputer dan hasil scanning akan keluar real time dalam bentuk grafik dinamis ditambah suara aliran darahnya. Doppler scan masih banyak dipakai untuk diagnosis juga untuk menentukan prognosis pengobatan (penilaian hasil pengobatan) pada pasien. Secara kasar alat ini juga dapat memperkirakan mana penderita yang arteriogenik (kelainan pembuluh darah arteri) dan mana yang venogenik (kelainan pembuluh darah vena).

Pengobatan DE

Kalangan internasional telah mengenal setidaknya tiga tahapan pengobatan DE. Lini pertama adalah memberi obat oral pada pasien hingga ditemukan penyebab dasarnya. Untuk tahap ini, secara resmi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengizinkan tiga jenis obat beredar di Indonesia, masing-masing sildenafil, tadalafil, dan vardenafil.

1. Pemberian obat oral

Vardanevil

Nama obat dagang dari vardanevil, yaitu levitra. Pria rata-rata bisa mengalami lima kali ereksi saat berhubungan seksual dengan meminum pil ini dibanding diberikan obat tiruan. Levitra jangan digunakan bagi pria yang meminum nitrat yang terkandung dalam obat-obatan untuk penyakit jantung. Meminum obat yang disebut alpha blockers, seperti Cardura, untuk tekanan darah tinggi atau memperbesar prostat. Kombinasi keduanya akan menyebabkan tersumbatnya tekanan pembuluh darah dan menyebabkan pingasan.

Levitra juga bukan untuk pasien dengan kondisi jantung jarang yang dikenal sebagai QT prolongation karena obat itu akan menyebabkan detak jantung tidak normal.

Levitra juga dilarang bagi pria yang pernah mendapat serangan jantung atau stroke yang mempunyai tekanan darah yang sangat rendah atau tekanan darah tinggi yang tak terkontrol.

Sildanevil

Serangkaian penelitian di Amerika menunjukkan, setelah sildenafil diberikan dengan dosis 25mg, 50mg dan 100mg pada lebih dari 3.000 pria berusia antara 19 s.d. 85 tahun yang menderita kesukaran ereksi (impoten) karena berbagai sebab, baik organik - termasuk kencing manis, psikogenik ataupun campuran keduanya; ternyata obat tersebut mampu memperbaiki aktivitas seksual pria dibandingkan plasebo. Dilaporkan bahwa keberhasilan ereksi meningkat dengan kenaikan dosis yang digunakan, terutama jika digunakan satu jam sebelumnya.

Nama obat dagang dari sildanevil, yaitu Viagra. Viagra pantang digunakan penderita jantung (infark myocardial, stroke, aritmia, atau penyakit jantung lainnya), hipotensi, hipertensi, dan retinitis pigmentosa. Pemakaian Viagra pada kondisi ini dapat memperparah penyakit tersebut. Tidak jarang terjadi ereksi berkepanjangan, yaitu sampai 4-6 jam disertai rasa nyeri pada organ seks. Jika ereksi lebih dari 6 jam ini tidak segera diobati, ada kemungkinan justru timbul impotensi permanen. Oleh sebab itu penggunaan Viagra harus dengan resep dokter dan tidak boleh digunakan semaunya. Pemakaian Viagra lebih dari sekali sehari dapat membahayakan organ seks pria.

Selain itu pria yang berusia di atas 60 tahun, penderita liver (sirosis), berpenyakit ginjal, atau sedang menggunakan obat lain yang menghambat sitokrom P-450 (misalnya eritromisin, simetidin, ketokonazol, itrakonazol, mikonazol, ekonazol) disarankan agar berhati-hati menggunakan Viagra karena kadarnya dalam darah dapat meningkat 3-8 kali dari normal. Obat-obat anti-HIV seperti saquinavir dan ritonavir juga dilaporkan mampu meningkatkan kadar sildenafil darah beberapa kali lipat. Maka untuk kelompok penderita ini dianjurkan menggunakan Viagra dosis rendah jika tidak ingin terkena impotensi permanen.
Sebaliknya perokok berat dan pemakai rifampisin (obat anti-TBC) kemungkinan tidak merasakan efek optimal Viagra, karena terjadi induksi enzim yang memetabolisme sildenafil. Para pengguna fenobarbital dan fenitoin (lazimnya untuk epilepsi) atau yang terkena kontaminasi DDT barangkali juga akan mengalami nasib yang sama yaitu penurunan aktivitas Viagra. Namun karena metabolit sildenafil dilaporkan memiliki aktivitas seperti senyawa induknya, peningkatan dosisnya perlu dipertimbangkan kembali.
Selain dipengaruhi oleh obat-obat lain, Viagra dilaporkan dapat pula mempengaruhi obat-obat golongan nitrat, dan ini menyebabkan peningkatan efek hipotensif obat-obat nitrat tersebut. Setelah diminum, Viagra diserap dengan cepat dalam keadaan perut kosong, dan hanya 40 persen yang mencapai sirkulasi darah, sedangkan sisanya termetabolisme di dalam hati. Jika seseorang memakan makanan berlemak, penyerapan obat ini tertunda dan berkurang sehingga dapat mengurangi manfaatnya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas Viagra sebagai pemacu ereksi bagi pria tidak diragukan lagi. Namun yang perlu diperhatikan adalah kontra indikasi penggunaannya, dan faktor risiko yang timbul akibat interaksi Viagra dengan obat lain dan makanan sehingga menyebabkan tujuan penggunaan tidak tercapai atau bahkan dapat membahayakan pasien tersebut. Pemakaian Viagra oleh masyarakat awam seperti yang saat ini terjadi sangat berisiko dan membahayakan bagi pemakai itu sendiri

2. Penyuntikan secara intrakavernosa dan pengobatan secara inraurethra yang memasukkan gel ke dalam lubang kencing.

Tahap ini, pasien dapat melakukannya sendiri setelah dilatih.

3. Tahap operasi pemasangan prostesis.

Dari ketiga lini di atas, tujuan utama pengobatan DE oleh tenaga ahli adalah menghilangkan faktor penyebab. Seperti diungkapkan para seksolog, pengalaman membuktikan bahwa DE merupakan dampak dari kelainan psikis atau organis pasien.

Disfungsi ereksi tidak berdiri sendiri. Perbaikan mekanisme ereksi terkait dengan fungsi seksual lainnya, yakni munculnya gairah karena adanya rangsangan seksual. Jangan sampai seseorang dengan problem pada gairah seksualnya terus diberi obat-obat DE. Akibatnya, pasien bukan segera membaik tetapi justru tambah tertekan karena tetap tidak mampu beraktivitas seksual.

Karena itu, sebelum pasien mengonsumsi obat DE seharusnya sudah diketahui persis apa penyebab yang melatarbelakanginya. Contoh lain, jangan sampai pasien dengan latar belakang penyakit jantung diberi obat DE begitu saja. Karena fungsi seksual yang membaik bisa diikuti meningkatnya kerja jantung.

Itulah perlunya diagnosa menyeluruh dalam pengobatan DE. Pada semua lini pengobatan DE, misalnya, unsur konseling dokter dengan pasien merupakan kemutlakan. Dari sanalah semua persoalan yang sebelumnya tidak terungkap atau tidak disadari pasien sering kali teridentifikasi sebagai penyebab DE.

MENOPAUSE

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Anatomi system reproduksi wanita terbagi 2, yaitu:

1. Organ-organ Internal, terdiri dari :

· Dua ovarium (indung telur)

· Dua tuba fallopii (saluran telur)

· Uterus (rahim)

· Vagina

2. Organ-organ eksternal, terdiri dari :

· Mons pubis

· Klitoris

· Vestibulum

· Meatus Uretra

· Introitus vagina

· Kelenjar skene dan bartholini

· Labia Mayora

· Labia Minora


Masa-masa kehidupan wanita:

Masalah normal yang dialami wanita dari usia 8 sampai 65 tahun terdiri dari :

  1. Prapubertas
    • Bayi wanita

Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.

    • Masa kanak-kanak

Pertumbuhan alat-alat kelamin tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai masa pubertas. Kadar hormon estrogen dan hormon gonadotropin lainnya sangat rendah.

  1. Pubertas
    Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pubertas mulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun. Kejadian penting pada masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri-ciri kelamin sekuder, menarche, dan perubahan fisik.
    Perkembangan ini terutama disebabkan oleh estrogen.
  2. Masa reproduksi

Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan

  1. Masa Klimakterium termasuk menopause dan pasca menopause
    • klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.
    • Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang disebabkan menurunnya fungsi ovarium. Diagnosa dibuat setelah terdapat amenorea (tidak haid) sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Menopause dapat terjadi secara artificial karena operasi atau radiasi yang umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.
  1. Masa Senile

Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidka ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adaah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus buang air kecil.


Perubahan-Perubahan Organik Pada Masa Klimakterium

Perubahan pada organ reproduksi

Uterus (kandungan)

Uterus mengecil , selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intertesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.

Tuba Falopii (saluran Telur)

Lipatan – lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.

Serviks (mulut rahim)

Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.

Vagina (liang kemaluan)

Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae berkurangnya vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. Ph vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil Donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi.

Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternus melemah timbul uretritis dan pembentukkan karankula.

Dasar pinggul

Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.

Perineum dan anus

Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spincter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.

Vesica Urinaria (kandung kencing)

Tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.

Kelenjar payudara

Diserapnya lemak subcutan , atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil kurang erektil , pigmentasi berkurang , sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.

Perubahan diluar organ reproduksi

Adipositas (penimbunan lemak)

Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas. Ditemukan 29 % wanita klimakterium memperlihatkan kenaikkan berat badan yang sedikit dan 20 % kenaikkan yang menyolok. Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.

Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik sistole maupun diastole. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esential primer adalah wanita antara 45-70 tahun yang diketahui permulaan peningkatan tensi paling banyak terjadi salama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia klimakterium terjadi secara bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari tensi sebelumnya.

Hiperkolesterolnemia (kolesterol tinggi)

Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolestrol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar kolesterol yang merupakan faktor utama dalam penyebab arterosklerosis.

Aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah)

Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.

Virilisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)

Turunnya estrogen dalam darah adanya efek androgen menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari defeminisasi dan maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri membentuk estron yang bersifat androgen.

Osteoporosis (keropos tulang)

Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.

Keluhan Vasomotorik

Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik dalam awal pertama kali terjadi, dalam siklus, jumlah darah yang keluar, maupun dalam gejala-gejala yang menyertainya. Demikian pula ketika terjadi menopause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada tiap orang. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala menopause dapat berupa insomnia, rasa panas (hot flash), banyak berkeringat, depresi, berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia), dsb. Karena sifat gejala yang berbeda-beda pada tiap orang itu maka ada baiknya jika Anda mencatat tanggal-tanggal haid Anda serta gejala-gejala “yang tidak biasa” yang mungkin terjadi, setelah Anda mencapai atau melampaui usia 40 tahun.

Hot Flash

Hal pertama yang harus diketahui mengenai hot flash atau rasa panas yang datang secara ialah bahwa hal ini tidaklah berbahaya. Ia akan lekas hilang dan tidak perlu ditakuti. Sesungguhnya, ada beberapa jenis pengalaman dengan rasa panas yang berbeda ukuran, bentuk, maupun intensitasnya. Biasanya, hot flash berlangsung hanya selama 15 detik sampai 1 menit. Sama sulitnya seperti kita menggambarkan menopause, demikian pula halnya dengan upaya menjelaskan pengalaman dengan upaya arus panas.

Rasa panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan mulai berlangsung sampai saat haid benar-benar berhenti. Sebagian besar perempuan yang mengalaminya menyatkan tidak terlalu terganggu karena arus panas terasa ringan saja. Hanya sebagian kecil yang merasa terganggu karena ada rasa tergelitik pada jari-jari, kaki dan tangan, atau kepala, atau mulai dari jari kaki dan merayap ke kepala. Arus panas kadang timbul pada bagian tertentu saja dan kadang dialami secara lebih menyeluruh. Frekuensi timbulnya hot flash sebenarnya tidak dapat diduga sebelumnya, mungkin hanya sekali dalam beberapa jam, atau bahkan selama 15 menit selama berjam-jam.

Ada perempuan yang mengalami arus panas hanya sebagai keringat yang melebihi biasanya. Ini termasuk gejala yang sangat ringan dan sama sekali tidak tampak oleh orang lain. Ada juga yang mengalaminya sebagai peningkatan suhu badan secara tiba-tiba yang menyebabkan wajah menjadi kemerahan dan keringat mengucur di seluruh tubuh. Berkeringat pada wakut malam disebut keringat malam dan mungkin saja diikuti atau tidak diikuti rasa panas. Rasa panas ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya hanyalah rasa tidak nyaman, tanpa disertai rasa sakit.

Sakit Kepala

Sakit kepala sebenarnya bukanlah keunikan khas dari menopause. Sakit kepala terjadi karena pembuluh darah yang menuju ke otak dan kepala mengembang atau mengkerut. Begitu pun yang gerjadi pada syaraf.

Ada ahli yang menduga bahwa sakit kepala timbul karena terjadinya penimbunan air di dalam tubuh seperti ketika haid. Akibatnya, ada cairan yang tertahan di otak dan menjadi penyebab sakit kepala. Saluran darah yang sedang membengkak menyebabkan darah yang mengalir melalui pembuluh darah terhambat sehingga menimbulkan denyutan yang mengakibatkan rasa sakit pada kepala.

Satu hal yang pasti bahwa sebagian besar sakit kepala diakibatkan oleh adanya ketegangan pada otak. Jika otot kepala dan leher terus menegang maka akan menyulitkan kelancaran aliran darah menuju ke otak. Jadi, jika kita didera sakit kepala, bersantailah dan istirahat.

Bengkak

Pembengkakan merupakan salah satu cirri menopause. Perempuan umumnya terbiasa dengan gejala ini karena memang sering dialami pada saat menstruasi. Sama halnya dengan arus panas, pembengkakan tidak terjadi pada semua orang. Jika pembengkakan menjadi bagian dari pengalaman menstruasi, dan jika perempuan berkulit gelap serta memiliki buah dada yang besar, kemungkinan untuk mengalaminya waktu menopause sangat besar.

Para ahli memperingatkan agar perempuan tidak terlalu banyak mengkonsumsi garam jika perempuan mempunyai kecenderungan mengalami pembengkakan selama menopause. Dengan mengurangi pemakaian garam, dapat menghindari atau mengurangi penumpukan air. Langkah lain yang bisa dilakukan adalah dengan banyak berjalan kaki sehingga merangsang gerakan di seluruh tubuh dan mengurangi pembengkakan. Jika tidak, cobalah cara berikut: berbaring dan bernapaslah dalam-dalam selama beberapa menit, kemudian regangkan tubuh dengan bangun-berdiri dan menyentuh ujung jari kaki.

Ada juga beberapa usulan menarik. Gunakan diuretic alamiah seperti seledri, semangka, jeruk, nanas, dan ketimun. Jauhilah karbohidrat dan gula, kecuali yang terdapat pada buah-buahan. Ada pula yang menganjurkan penambahan vitamin C.

Linu dan Rasa Nyeri

Semua orang tentu pernah mengalami linu dan nyeri. Namun, tidak setiap kali muncul rasa tidak nyaman itu kita pergi ke dokter. Dengan mengenali tubuh kita dengan baik, kita akan lebih mampu menghargai dan mengasihinya. Walaupun tidak ke dokter, setiap perasaan sakit perlu mendapat perhatian. Karena, kesakitan merupakan cara tubuh memberitahukan sesuatu. Perhatikanlah karena tubuh sedang memberi peringatan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memberi cukup istirahat pada tubuh, menyesuaikan derap kehidupan kita pada tuntutan tubuh dengan penuh kesadaran bahwa badan dan pikiran adalah dua hal yang tidak terpisahkan.

Memperlambat Datangnya Menopause

Datangnya masa menopause tidak perlu membuat diri kita menjadi cemas. Karena selain dapat diatasi dengan terapi hormon pengganti, kehadiran menopause ternyata dapat diperlambat dengan mengatur dan memulai kehidupan yang lebih sehat. Adapun persiapan-persiapan yang dapat kita lakukan antara lain:

1. Berolah raga secara teratur.

Olah raga selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga seperti jalan kaki, jogging, meditasi, dan yoga.

2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.

Mengkonsumsi makanan seperti susu, keju, dan kacang-kacangan dapat mengurangi kekeroposan tulang. Telah terbukti bahwa pemberian kalsium jangka panjang (12 tahun) dengan dosis 1,2-2,5 gr/hari dapat menurunkan patah tulang sampai 50%. Pemberian kalsium jangka pendek dengan dosis rendah tidak ada gunanya.

3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.

Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan tubuh.

4. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.

Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium.

5. Menghindari merokok.

Merokok dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.

Dengan cara ini, menopause yang kehadirannya tidak dapat dihindari dapat dihadapi dengan lebih tenang dan aktivitas pun dapat terisi dengan lebih baik. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.